Bandar Lampung – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Lampung akan melibatkan keragaman kearifan lokal dan desa wisata untuk menyinergikan peningkatan kunjungan wisata di Provinsi Lampung.
Program ini tertuang dalam Siger Madani, kepanjangan dari Sinergi Gerakan Meningkatkan Desa Wisata Inklusif.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung Bobby Irawan menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk merevitalisasi sektor pariwisata di Provinsi Lampung melalui pendekatan inklusif. Kemudian menjadikan pariwisata lokal berkontribusi positif dan mengurangi kemiskinan serta melibatkan kearifan lokal.
“Tren kunjungan wisata kita saat ini sedang mengalami peningkatan. Kita ingin mereka (Pelaku usaha pariwisata, Pokdarwis, dan UKM lokal) tidak hanya menjadi penonton kemajuan sektor wisata di Lampung,” ujar Bobby, saat menghadiri Focus Grup Discussion (FGD) di Aula Kantor Disparekraf Lampung Selasa (10/9/2024).
Ia memaparkan, saat ini kunjungan wisata di Lampung sedang mengalami peningkatan. Seperti yang disurvei pada saat liburan Natal dan Tahun Baru di tanggal 16 Desember 2023 sampai 8 Januari 2024.
“Ada sekitar 5,8 juta wisatawan selama Nataru. Sekitar 3,5 juta wisatawan domestik dan 1,8 juta berasal dari luar Lampung,” ungkap dia.
Oleh sebab itu, ia mengatakan harus memanfaatkan momentum ini untuk kemajuan Pariwisata di Lampung.
“Program ini membutuhkan sinergi dengan seluruh stakeholder seperti Pokdarwis, Pemerintah Desa, LSM dan pelaku usaha travel wisata dan perbankan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan saat ini ada tiga lokasi yang menjadi Pilot Project dari Program Siger Madani. Yakni, Desa Wisata daerah Kelawi, Lampung Selatan, Sumber Agung Bandar Lampung dan Way Kalam di Lampung Selatan.
“Desa Wisata Minangrua dipilih karena ingin kita lombakan di tingkat Asean, Way Kalam di dorong untuk ADWI 2025 dan kita sudah melakukan pemetaan Pokdarwis ketiganya cukup kuat, ” jelas dia.
Acara ditutup dengan penandatanganan kesepakatan bersama untuk mendukung program Siger Madani yang terdiri dari berbagai lembaga seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Bank Mandiri, BSI, Bank Lampung, serta PHRI, Astindo, HPI dan lainnya. (*)
Comment